KontraS Sumut Gelar FGD, Bahas Resiko Keamanan Masyarakat di Basis Konflik SDA
Medan – Komisi Untuk Orang Hilang dan Korban Tinda Kekerasan (KontraS) Sumatera Utara gelar Focus Group Discussion (FGD) di Meeting Room Travaler suitt pada Selasa (17/12/2024) mulai pukul 09.00-17.00 WIB. FGD tersebut digelar KontraS bertujuan untuk mengidentifikasi resiko keamanan masyarakat di basis konflik pengelolaan sumber daya alam.
Adapun FGD ini diikuti oleh sepuluh peserta yang mana merupakan perwakilan dari organisasi pendamping masyarakat terdampak konflik SDA di Sumut. Sepuluh diantaranya yaitu LBH Medan, KPA Sumut, BAKUMSU, YDPK, SRIKANDI LESTARI, WALHI Sumut, SAHDAR, SPI Sumut, BPRPI, dan BITRA Indonesia.
FGD dibuka secara resmi oleh PLT Kordinator KontraS Sumut yakni Armaliya. Dalam sambutannya, Armaliya berharap melalui diskusi ini nantinya bisa melahirkan sejumlah opsi saran dan masukan untuk meningkatkan kapasitas keamanan masyarakat yang berada di daerah konflik.
“Terima kasih untuk rekan-rekan jaringan yang bersedia hadir dalam FGD yang di gelar Kontra Sini. Harapannya hasil dari diskusi ini dapat memunculkan gagasan untuk meningkatkan kapasitas keamanan masyarakat yang berada di daerah konflik,” kata Armaliya.
Selanjutnya, kegiatan diskusi dipandu oleh Quadi Azam yang juga fasilitator di dalam forum tersebut. Awal mula kegiatan para peserta diarahkan untuk saling memperkenalkan diri dan menceritkan sedikit tentang kelompok masyarakat yang tengah didampingi.
Kemudian, Quadi juga menjelaskan tujuan diadakannya grup diskusi ini. Kata Quadi diskusi ini juga bertujuan untuk menjadi bahan dasar dalam mendesain panduan keamanan yang efektif bagi masyarakat di basis konflik pengelolaan SDA.
“Selain tujuan itu, harapannya dari diskusi ini juga dapat tercapai dengan didapatnya gambaran komprhensif terkait resiko keamanan yang dialami masyarakat terdampak konflik pengelolaan SDA,, Berdasarkan perspektif OMS yang selama ini melakukan pendampingan langsung di tingkat akar rumput,” terang Quadi.
Dalam FGD ini berfokus pada identifikasi resiko keamanan masyarakat. Para peserta diberikan kesempatan untuk memaparkan pa saja bentuk ancaman, para aktor, pola, kapasitas, dan kerentanan masyarakat di basis konflik SDA dari perspektif dan pengalamannya saat mendampingi kasus konflik SDA.
Kegiatan tersebut berjalan lancar dengan antusias semangat yang tinggi dari seluruh peserta. Diakhir, kegiatan ditutup oleh PLT Kordinator KontraS Sumut Armaliya sekaligus juga dilakukan foto bersama.